Selasa, 16 Oktober 2012

HEURISTIK DAN HERMENEUTIK DALAM APRESIASI PROSA

HEURISTIK DAN HERMENEUTIK DALAM APRESIASI PROSA
  
 
Oleh:
Agung S. Ishak

  

1.  Pengertian
a.      Heuristik
Heuristik merupakan langkah untuk menemukan makna melalui penkajian struktur bahasa dengan mengintrepetasikan teks sastra secara referensial lewat tanda-tanda linguistik. Langkah ini berasumsi bahwa bahasa bersifat referensial, artinya bahasa harus dihubungkan dengan hal-hal nyata.
Menurut Riffaterre (dalam Wellek dan Warren, 1989: 148) analisis secara heuristik adalah analisis pemberian makna berdasarkan struktur bahasa secara konvensional, artinya bahasa dianalisis dalam pengertian yang sesungguhnya dari maksud bahasa. Kerja heuristik menghasilkan pemahaman makna secara harfiah, makna tersurat, actual meaning (Nurgiyantoro, 2007: 33).
Heuristik, merupakan langkah melakukan interpretasi secara referensial melalui tanda-tanda linguistik. Dalam hal ini pembaca diharapkan mampu memberi arti terhadap bentuk-bentuk linguistik yang mungkin saja tidak gramatikal (ungramaticalities). Pembaca berasumsi bahwa bahasa itu bersifat referensial, dalam arti bahasa harus dihubungkan dengan hal-hal yang nyata. Realisasi dari pembacaan heuristik dapat berupa sinopsis, pengucapan teknik cerita, gaya bahasa yang digunakan atau pesan yang dikemukakan.
b.      Hermeneutik
Pembacaan hermeneutik atau retroaktif merupakan kelanjutan dari pembacaan heuristik untuk mencari makna (meaning of meaning atau significance). Metode ini merupakan cara kerja yang dilakukan pembaca dengan bekerja secara terus menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir (Riffattere dalam Sangidu, 2004: 19).
Salah satu tugas hermeneutik adalah menghidupkan dan merekontruksi sebuah teks dalam jaringan interaksi antara pembicara, pendengar, dan kondisi batin serta sosial yang melingkupinya agar sebuah pernyataan tidak mengalami alienasi dan menyesatkan pembacanya (Faiz, 2002: 103).
Palmer (2003: 14-16) menyebutkan bahwa akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja hermeneuein, yang berarti “menafsirkan”, dan kata benda hermeneia, “interpretasi”. Terdapat tiga bentuk makna hermeneutika apabila mengambil bentuk verb dari hermeneuein, yaitu: (1) mengungkapkan kata-kata, misalnya “to say”; (2) menjelaskan, seperti menjelaskan sebuah situasi; (3) menerjemahkan, seperti di dalam transliterasi bahasa asing. Ketiga makna itu bisa diwakilkan dengan bentuk kata kerja bahasa Inggris “to interpret”. Dengan demikian interpretasi dapat mengacu kepada tiga persoalan yang berbeda: pengucapan lisan, penjelasan yang masuk akal, dan transliterasi dari bahasa lain. Sastra merepresentasikan sesuatu yang harus “dipahami”.
Tugas interpretasi harus membuat sesuatu yang kabur jauh, dan gelap maknanya menjadi sesuatu yang jelas, dekat, dan dapat dipahami. Definisi di atas juga sama dengan yang diungkapkan oleh Teeuw (1984:123), yaitu bahwa hermeneutika adalah ilmu atau keahlian menginterpretasi karya sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas maksudnya.
Pengertian lain disampaikan oleh Riffaterre (dalam Sangidu, 2004: 14) yang memaparkan bahwa pembacaan hermeneutik atau retroaktif merupakan kelanjutan dari pembacaan heuristik untuk mencari makna (meaning of meaning atau sifnificance).
Hermeneutik merupakan pembacaan bolak-balik melalui teks dari awal hingga akhir. Tahap pembacaan ini merupakan interpretasi tahap kedua yang bersifat retroaktif yang melibatkan banyak kode di luar bahasa dan menggabungkannya secara integratif sampai pembaca dapat membongkar secara struktural guna mengungkapkan makna (singificance) dalam sistem tertinggi, yakni makna keseluruhan teks sebagai sistem tanda. 
      2.    Langkah-langkah Penerapan
a.      Heuristik
Langkah-langkah penerapan Heuristik adalah dengan mengkaji makna melalui teks atau bahasa secara harfiah dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata.
Dalam menerapkan Heuristik tidak menghiraukan kelengkapan atau kesempurnaan teks atau kondisi gramatikal. Sehingga apresiator dapat menambah ataupun mengurangi bentuk gramatikal yang ada guna menemukan makna yang terkandung dalam teks karya sastra itu sendiri.
b.      Hermeneutik
Langkah-langkah penerapan Hermeneutik adalah dengan mengkaji makna melalui pembacaan yang berulang-ulang dengan meramalkan makna yang terkandung secara tersirat pada karya sastra itu sendiri dengan menggunakan segenap pengetahuan yang dimiliki
Dalam menerapkan Hermeneutik memperhatikan segala bentuk kode yang ada diluar kode bahasa guna menemukan makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
    
3.    Contoh Penerapan
a.      Heuristik
Contoh penerapan heuristik sebagai berikut: Ia menggeliat, merayap ke luar kegelapan. Ia menggeliat merayap ke luar dari tiga kitab, saat kalam pertama dibentangkan …(halaman 48). Penerapan heuristik terdapat pada kata menggeliat, kata menggeliat biasanya dipergunakan untuk menyebutkan kegiatan manusia setelah bangun tidur.
Contoh penerapan heuristik yang lain adalah. …Kok rasanya aku ini masih kurang cukup nrimo. Ya inilah tekanan batin yang tak mampu aku keluhkan pada siapa pun kecuali pada diriku sendiri dan Tuhanku (Kutahu Matiku, 2004: 362). Analisis heuristik pada kata nrimo merupakan kata sifat yang berasal dari bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia mempunyai arti menerima keadaan apa adanya.
 
b.      Hermeneutik
Sedangkan jika dikaji dengan langkah Hermeneutik akan terlihan pada contoh penerapan Hermeneutik sebagai berikut: Ia menggeliat, merayap ke luar kegelapan. Ia menggeliat merayap ke luar dari tiga kitab, saat kalam pertama dibentangkan …(halaman 48). Penerapan Hermeneutik terdapat pada kata menggeliat, pembacaan untuk memaknai bukan secara linguistik. Langkah hermenutik dilakukan untuk memaknai kata menggeliat yang dipergunakan untuk kegiatan selain manusia, yaitu ular.
Contoh penerapan Hermeneutik yang lain adalah. …Kok rasanya aku ini masih kurang cukup nrimo. Ya inilah tekanan batin yang tak mampu aku keluhkan pada siapa pun kecuali pada diriku sendiri dan Tuhanku (Kutahu Matiku, 2004: 362). Analisis Hermeneutik pada kata nrimo dianalisis secara hermeneutik dengan cara pemberian makna berdasarkan tinjauan aspek yang dikaji, yaitu kata nrimo dihubungan dengan sikap hidup manusia terhadap Allah dalam menerima kenyataan hidup. Manusia yang percaya kepada Allah harus dapat menerima kenyataan bahwa kenyataan hidup susah atau sedih yang ditemui dalam kenyataan merupakan cobaan dari Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulislah komentas sesuai artikel yang anda baca!!!